Senin, 03 Desember 2012

Makalah: Kepemimpinan dalam Kelompok


1.1.         PENDAHULUAN
Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa mengalami dan merasakan kepemimpinan (leadership) dalam aneka macam bentuk, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kepemimpinan juga dialami atau dirasakan dari para pemimpin berbagai organisasi yang mana kita menjadi anggotanya. Bahkan tidak jarang dalam praktek terlihat bahwa manusia kadang-kadang berada dalam posisi dualistis yaitu kadang-kadang sebagai pihak yang dipimpin dan pada saat atau kondisi lain ia justru bertindak sebagai pemimpin.
Walaupun aktifitas “menerima kepemimpinan” dan aktifitas “memberi kepemimpinan” merupakan dua macam aktifitas yang beberbeda, tetap kedua hal tersebut perlu dipelajari dan dihayati agar
·      Pihak yang memimpin dapat menjadi pemimpin yang baik.
·      Pihak yang dipimpin dapat menjadi pengikut yang baik.
Dalam kehidupan nyata kita mengenal aneka macam jenis pimpinan seperti
·      Pemimpin formal
·      Pemimpin informal
·      Pemimpin dalam bidang keagamaan
·      Pemimpin dalam bidang kependidikan
·      Pemimpin dalam bidang politik
·      Pemimpin dalam bidang pemerintahan
·      Pemimpin bidang keamanan
Dan pemimpin yang menangani bidang garapan mereka masing-masing.

1.2.         TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara memimpin sebuah kelompok atau organisasi. Selain itu juga dapat mengetahui gaya-gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Dengan penulisan makalah ini juga dapat memberikan informasi mengenai kepemimpinan.

1.3.         KAJIAN PUSTAKA
1.3.1.      Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses untuk membuat orang memahami manfaat bekerja bersama orang lain sehingga mereka paham dan mau melakukannya. (Drath dan Paulus, 1994 h.4)
1.3.2.      Tujuan Kepemimpinan
Tujuan kepemimpinan adalah mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi organisasi dan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan tertentu.
1.3.3.      Gaya Kepemimpinan
Cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengatur segala hal yang ada pada organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok secara efektif dan efisien.
1.3.4.      Teori Kepemimpinan
Teori yang dijadikan sebagai acuan untuk memimpin sebuah kelompok atau organisasi .

1.4.         PEMBAHASAN
1.4.1.      Pengertian Kepemimpinan
Menurut Tead, Terry, Hoyt (Kartono, 2003) kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (Kartono, 2003), kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang  sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Kepemimpinan adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada di atas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin (D. Katz & Khan, 1978, h.528).

1.4.2.      Teori Kepemimpinan
1)      Teori berdasarkan ciri-ciri
Teori ini didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut
a.         Pengetahuan yang luas
b.         Kemampuan tumbuh dan berkembang
c.         Sifat dan inkuisitif (rasa ingin tahu)
d.         Kemampuan analitik
e.         Daya ingat yang kuat
f.          Kapasitas integratif
g.         Keterampilan berkomunikasi secara efektif
h.         Keterampilan mendidik
i.           Rasionalitas
j.           Objektivitas
k.        Pragmatisme
l.           Kemampuan menentukan skala prioritas
m.       Kemampuan membedakan yang urgent dan yang penting
n.         Rasa tepat waktu
o.         Rasa kohesi yang tinggi
p.         Naluri relevansi
q.         Keteladanan
r.          Kesediaan menjadi pendengar yang baik
s.         Adabtabilitas
t.          Fleksibilitas
u.         Ketegasan
v.         Keberanian
w.        Orientasi masa depan
x.         Sikap yang antisipatif
2)      Teori ketergantungan pada keadaan
Teori ini dikenal dengan “Teori Contingency”. Inti pemikiran yang terkandung dalam teori ini adalah bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi sangat terhitung pada kemampuannya menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi karakteristik utamanya dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara dalam organisasi.
3)      Teori Jalan-Tujuan
Menurut teori ini para bawahan dalam organisasi tidak selalu mampu mengidentifikasikan berbagai kebutuhannya secara tepat. Kalaupun kemudian itu ada, mereka tidak selalu mengetahui cara yang paling tepat untuk memuaskannya karena itu seorang pimpinan diharapkan mampu membantu para bawahan tersebut dengan menunjukkan jalan yang seyogyanya ditempuh oleh para bawahan itu hingga berbagai tujuan pribadinya tercapai sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi sebagai keseluruhan.
4)      Teori Keperilakuan
Ditinjau dari segi teori kepemimpinan berdasarkan perilaku, dua dimensi yang menonjol dalam persepsi seorang pemimpin ialah: Pertama, prakarsanya dalam menentukan struktur tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahannya. Kedua, tingkat perhatian yang diberikannya kepada bawahan dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita, keinginan, kepentingan, dan kebutuhannya. Keseimbangan antara dua dimensi tersebut sangat penting karena dengan demikian tugas-tugas yang dilaksanakan dalam pencapaian tujuan organisasi benar-benar terlaksana dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
5)      Teori Situasional
Dalam mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin pasti menghadapi situasi yang berbeda dari satu kurun waktu ke kurun waktu yang lain. Faktor-faktor situasional tersebut juga berbeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain karena itulah ditekankan bahwa dari lima tipe kepemimpinan yang dikenal dewasa ini tidak ada satupun tipe yang menggunakan gaya dasarnya secara konsisten. Teori kepemimpinan mengajarkan bahwa wewenang formal seseorang dapat menghadapi hambatan  apabila terlalu ditonjolkan tanpa dibarengi oleh kepemilikan berbagai ciri yang menunjukkan kemampuan manajerial yang tinggi.
6)      Teori Pimpinan-Partisipasi
Inti teori ini yaitu pada pandangan bahwa analisis terakhir efektifitas seorang manajer sangat tergantung pada tingkat kemampuannya untuk mengikutsertakan para bawahannya dalam seluruh proses manajemen, terutama dalam proses pengambilan keputusan. Jadi sesungguhnya pengikutsertaan bawahan dalam proses manajemen adalah demi peningkatan kemampuan manajerial seorang pemimpin.
7)      Teori Penerimaan
Teori ini disebut dengan istilah Acceptance Theory. Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tercermin pada pengakuan dan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. Peran para pemimpin dalam mengemudikan jalannya roda organisasi sangat dominan dank arena itulah dari mereka dituntut kemampuan yang tinggi menyelenggarakan semua fungsi-fungsi manajerialnya.
Adapun teori lain yaitu sebagai berikut.
1.        Great-men theories
Teori ini didasarkan kepada munculnya seorang pemimpin berdasarkan sejarah yang pengaruhnya besar dalam masyarakat. Contohnya, Musa, Lanin, Churcil.
2.        Trait Theories
Teori ini mengansumsikan pembawaan, kepribadian, dan watak merupakan kualitas superior pemimpin dan membedakannya dengan pengikut.
3.        Environmental theories
Teori ini bertitik tolak dari anggapan munculnya seorang pemimpin besar yang berpengaruh merupakan hasil dari waktu, tempat, dan lingkungan. Seperti dikatakan oleh Hegel, orang besar merupakan ekspresi dari kebutuhan waktu.
4.        Personal-Situational Theories
Teori ini menganggap pengaruh interaksi dari individu dan faktor situasional atau lingkungan melahirkan pemimpin.
5.        Psychoanalitik Theories
Interpretasi utama teori ini adalah melihat pemimpin sebagai figure ayah, sebagai sumber cinta dan ketakutan, sebagai penjelmaan superego, sebagai saluran emosional bagi frustasi dan agresi destruktif pengikut, sebgai sesuatu yang dibutuhkan utk mendistribusikan perasaan cinta dan afeksi secara adil diantara pengikutnya.
6.        Interaction-Expectation Theories
Teori ini memandang kepemimpinan sebagai proses interaksi dari harapan yang ada dalam kelompok, baik pemimpin, pengikut, maupun lingkungannya.
7.        Humanistic Theories
Teori ini menganggap manusia pada hakikatnya merupakan organisme yang dapat dimotivasi. Fungsi kepemimpinan, memodifikasi organisasi sedemikian rupa sehingga individu-individu yang ada di dalamnya memiliki kebebasan untuk merealisasikan motivasu potensial yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan pada saat yang sama mengkontribusi bagi tercapainya tujuan-tujuan organisasi.
8.        Exchange Theories
Asumsi teori ini adalah, interaksi sosial merupakan suatu bentuk pertukaran dimana anggota-anggota kelompok memberikan sesuatu sebagai pengorbanan dan menerima seseuatu sebagai imbalannya. Dengan demikian kepemimpinan merupakan proses pertukaran yang seimbang antara pemimpin dan pengikutnya.
9.        Behavioral Theories
Inti dari teori ini adalah kepemimpinan merupakan alat yang dapat mendorong atau mempengaruhi perubahan perilaku bawahan sesuai dengan yang dikehendaki. Perilaku pemimpiin mengubah bawahan pada suatu perilaku tertentu yang dikehendaki.
10.    Perceptual dan Cognitive Theories
Karena persepsi anggota tentang pemimpin bisa berbeda satu sama lain, maka menurut teori ini tiap anggota memiliki teori kepemimpinan sendiri. Jika ingin memahami perilaku pemimpin harus “memasuki kepala” pemimpin untuk mengetahui apa yang dia pikirkan tentang situasi yang dihadapinya.

1.4.3.      Gaya – Gaya Kepemimpinan
1)   Berdasarkan pendekatan Path-Goal
a. Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)
Pemimpin seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan dari mereka.
b. Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)
Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
c. Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)
Gaya kepemimpinan ini, yaitu beruding dengan bawahan, memberi peluang kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan dibuat.
d. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)
Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan hasil karya yang lebih tinggi.

2)        Berdasarkan Sondang P. Siagian (2002)
1.   Tipe Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang
·      Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
·      Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
·      Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
·      Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
·      Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
·      Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)



2.   Tipe Kepemimpinan Militeristik
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
·      Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan
·      Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
·      Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
·      Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

3. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
     Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut.
·      Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
·      Bersikap terlalu melindungi
·      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan
·      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
·      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
·      Sering bersikap mau tahu

4.  Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Dalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.


5.  Tipe Kepemimpinan Demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
·      Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.
·      Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai
tujuan.
·      Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.
·      Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

6.   Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
            Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan kepada para bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa pengarahan sama sekali. Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya. Serta memandang dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang sudah matang dan dewasa, baik dalam teknis maupun mental.

1.4.4.      Level Konseptualisasi Kepemimpinan
1)      Proses Individual
Potensi kontribusi dari pendekatan intra individu terhadap kepemimpinan sangatlah terbatas, karena tidak mencakup sebagian besar teori yang dianggap merupakan proses penting dari kepemimpinan, yaitu pengaruh atas orang lain. Dalam studi tentang ciri kepemimpinan yang tidak membahas perilaku pemimpin dan proses pengaruh, sulit menentukan mengapa beberapa ciri atau keterampilan itu berhubungan dengan efektivitas atau kemajuan kepemimpinan. Pengetahuan tentang proses intra individu memberikan beberapa pemahaman yang membantu dalam menyusun teori kepemimpinan yang lebih baik, tetap teori itu sendiri sebaiknya tidak berfokus pada level ini.
2)      Proses Dyadic
Fokus dari pendekatan dyadic adalah pada hubungan antara seorang pemimpin dan individu lain yang biasanya merupakan seorang pengikut. Sebagian besar teori dyadic memandang kepemimpinan sebagai proses pengaruh timbal balik antara pemimpin dengan orang lain.
3)      Proses Kelompok
Pandangan lain mengenai kepemimpinan memandang kepemimpinan sebagai proses kelompok. Dua topik utamanya adalah sifat peran kepemimpinan dalam tugas kelompok dan bagaimana kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kelompok.
4)      Proses Organisasi
Kelangsungan hidup dan kemakmuran organisasi tergantung pada efektivitas adaptasi terhadap lingkungan, yang berarti berhasil memasarkan outputnya (barang dan jasa), memperoleh sumber yang dibutuhkan, dan menghadapi ancaman eksternal. Adaptasi membaik dengan mengantisipasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, selalu meninjau tindakan dan rencana competitor, selalu mngevaluasi kemungkinan kendala dan ancaman, dan mengidentifikasi prosuk dan jasa yang dapat dipasarkan dimana organisasi mempunyai kemampuan unik untuk memenuhinya.
Jadi, fungsi esensial kepemimpinan adalah membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan dan mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Tanggung jawab kepemimpinan disini adalah mendesain struktur organisasi yang tepat, menentukan hubungan kewenangan dan mengkoordinasikan proses antar spesialisasi sub-unit dalam organisasi.
1.4.5.      Fungsi Kepemimpinan
1)      Membantu menetapkan tujuan kelompok
2)      Memelihara kelompok
3)      Memberi simbol untuk identifikasi
4)      Mewakili kelompok terhadap kelompok lain
5)      Memandu, menuntun, membimbing suatu kelompok
6)      Menggerakan orang lain yang dipimpin menuju tujuan kelompok

1.5.         KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam sebuah organisasi tentunya harus mempunyai seorang pemimpin yang dapat mengatur sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien sehingga berdaya guna dan berhasil guna. Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Dewasa ini, terdapat enam tipe kepemimpinan yang sering digunakan oleh para pemimpin besar maupun dalam ruang lingkup kelompok sampai organisasi besar. Efektivitas dalam sebuah kelompok dapat ditentukan juga oleh sikap dan perilaku seorang pemimpin.
Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik untuk digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok. Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe otokratik. Dimana pengambilan keputusan dilakukan dengan sepihak yaitu oleh pemimpin kelompok itu sendiri. Tipe kepemimpinan yang ada dalam diri seorang pemimpin itu didasarkan pada teori-teori kepemimpinan yang ada. 
            Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mengayomi para bawahannya. Pergunakanlah tipe kepemimpinan yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, agar tujuan kelompok atau organisasi dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien. Seorang pemimpin tidak disarankan memiliki sifat yang egois, karena seorang pemimpin yang baik harus bisa menerima kritik dan saran dari bawahannya.

DAFTAR PUSTAKA
·      Dale, Robert. D. 1992. Pelayan Sebagai Pemimpin. Gandum Mas. Malang.
·      Silalahi, Ulbert. 1996. Asas-Asas Manajemen. Mandar Maju. Bandung.
·      Winardi. 0000 . Pengantar Ilmu Manajemen. Nova. Bandung.
  ·      Siagian, Sondong. P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta. Jakarta. 

3 komentar:

  1. thanks for the material aid, but kgak complete, another x taraok complete ea

    BalasHapus
  2. Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik untuk digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok. Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe otokratik. Dimana pengambilan keputusan dilakukan dengan sepihak yaitu oleh pemimpin kelompok itu sendiri.

    BalasHapus

Komentar dan saran Anda sangat berarti.. :)