Awal
semester 6 di jenjang SMA adalah masa yang paling menegangkan untuk seluruh
kelas 12. Semua siswa akan mengikuti Ujian Nasional (UN). Setelah UN, mau
dibawa kemana kehidupan kami ini? Mungkin beberapa diantara teman saya memilih
untuk membantu orang tua dengan bekerja ke luar kota dan sebagian ada yang
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Saya
termasuk ke dalam orang-orang yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi lagi. Pada saat itu, banyak sekali perguruan tinggi negeri dan
swasta yang menawarkan layanan pendidikan kepada siswa-siswa yang masih galau
untuk memilih perguruan tinggi mana yang akan dituju. Cara untuk masuk ke
perguruan tingginya pun sangat beragam. Dari mulai jalur SNMPTN sampai dengan
Ujian Mandiri yang dilaksanakan oleh universitas yang bersangkutan.
Kebetulan
guru saya menawarkan piihan untuk mengikuti jalur SNMPTN Undangan. Saya pun
ikut. Sayangnya saya tidak bisa mendaftar sebagai calon penerima beasiswa bidik
misi saat itu. Namun itu semua tidak mengurungkan niat saya untuk mendaftar ke
universitas yang saya tuju yaitu, UNPAD. Piilhan pertama saya adalah Ilmu
Komunikasi dengan harapan saya bisa bekerja di perusahaan Televisi di
Indonesia. Menunggu pengumuman selama berbulan-bulan itu sangat menegangkan.
Sampai pada akhirnya Ayah saya jatuh sakit.
Harapan untuk melanjutkan pendidikan pun hampir tidak ada karena tabungan
kuliah saya dikuras habis untuk biaya pengobatan Ayah saya yang sakit.
Pengumuman
hasil SNMPTN Undangan pun dibuka. Alhamdulillah,
saya masuk ke prodi yang saya inginkan. Lima hari setelah kelulusan di SMA,
pihak UNPAD mengundang orang tua saya untuk Open
House dan membicarakan mengenai registrasi ke depannya. Disitu saya
berpikir, bagaimana saya bisa bayar uang kuliah saya sedangkan kondisi keuangan
keluarga sedang menurun drastis. Ayah saya memutuskan untuk menjual semua emas
milik Ibu saya dan sebagian lagi meminjam kepada tetangga. Keadaan yang begitu
sangat prihatin.
Tetapi
saya tidak diam saja. Saya melihat laman website
UNPAD yang meenawarkan begitu banyak beasiswa. Salah satu diantaranya adalah
beasiswa Bidik Misi gelombang dua yang diselenggarakan oleh DIKTI. Tanpa
basa-basi saya langsung melengkapi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa
tersebut. Setelah satu bulan untuk memverifikasi data, akhirnya persyaratan
yang saya ajukan tembus dan saya mendapatkan beasiswa tersebut.
Alhamdulillah,
kedua orang tua saya sangat senang mendengarnya. Dengan kesenangan itu, Ayah
saya termotivasi untuk segera sembuh. Sedikit demi sedikit hutang Ayah saya
terlunasi dan penyakit diabetes Ayah saya terobati. Saya pun bisa membeli
kamera sendiri untuk menunjang hobi saya tanpa meminta kepada orang tua saya
dengan harapan saya mampu bekerja/magang di beberapa tempat
usaha yang bergerak di bidang fotografi. Perjalanan saya masih panjang dan
masih banyak ekspektasi yang harus saya raih tanpa membebani orang tua.
selamat yah udh dpt beasiswa, :)
BalasHapusmahasiswa baru nih critanya
Udah mau msuk smter 4 sih sbnernya.. :)
Hapus