Selasa, 17 Januari 2012

Selamat Jalan, Kakek !

Alhamdulillah, sudah lama sekali aku ingin menerbitkan posting ini. Namun, aku belum kuat menahan air mata yang jatuh. Sekarang, aku mencoba tegar dan tetap tabah, sampai tulisan ini selesai.

Tanggal 01 Desember 2011 lalu, Kakek tercinta, satu-satunya kakek yang sangat aku sayangi (semua kakek aku sayangi, cuman tidak sesayang ke kakek yang satu ini) meninggalkan aku untuk selamanya. :(

Slamet Hadisumarto bin Martosudiro, Kakek yang menjaga aku, mengasuh aku sejak kecil. Beliau seorang kakek yang sangat menyayangi cucu-cucunya. Meskipun terkadang suka pilih kasih terhadap cucunya yang lain, tapi tak sedikitpun diantara kami, cucunya terbakar rasa iri dan cemburu. Kabarnya, aku adalah salah satu cucu kesayangan beliau. Tapi memang betul, dibandingkan dengan adikku, beliau sering kali membelikan sesuatu kepadaku, sedangkan adik tidak.

Setelah bertanya kepada ibuku, Kakek adalah seorang pensiunan PT. Pindad di Bandung tahun 1970-an. Dia menghabiskan sisa hidupnya bersama anak dan cucunya di Bandung. Beliau sering kali berkunjung ke rumah, maupun ke rumah anaknya yang lain. Meskipun usianya sudah tua dan badannya sudah renta, dan pendengarannya sudah kurang, beliau masih kuat berpergian. Bandung, Jakarta, Bekasi, Purwakarta, Subang, Magelang, dan kota-kota lainnya sering kali ia kunjungi sembari membawa tas yang berisi sejumlah baju, obat dan barang-barang yang menurut aku itu tidak penting.

Beliau sempat tinggal di rumah anaknya yang bungsu. Namun, entah ada konflik apa dan jalan ceritanya seperti apa, Beliaupun tinggal di rumah kontrakan yang sempit, kumuh, dan berdesakan dengan barang-barang milik anaknya. Sungguuh ironis sekali melihat keadaannya. Namun, kami pun sebagai anak dan cucunya sudah berulang kali mencoba membawa dan merawatnya. Tapi beliau kembali lagi ke kontrakan. alasannya tidak betah. Sedikit cerita yang membuat kami menggelengkan kepala, yaitu ketika beliau ditanya oleh Ibu kenapa ia tidak betah tinggal dirumahku. Dengan santai beliau menjawab, kalo di rumahku tidak ada penjual kupat tahu yang lewat depan rumah. :) Yah, begitulah kakek.. Susah diatur.

Aku lihat di kontrakannya pun banyak foto wanita-wanita cantik yang ditempel di dinding. Haduh, kakek ini sudah tua masih saja menyimpan foto-foto itu. Sesekali akupun sering melihat buku agendanya,ternyata isinya pun sama. Ya, foto-foto wanita cantik seperti Inul Daratista, Uut permatasari, Bella Shafira, dan sederet artis lainnya. Tak ketinggalan juga, beliau selalu menuliskan tanggal, bulan dan tahun dalam agendanya. Ya, bisa dibilang kalo beliau itu membuat kalender sendiri. Oya, di lemari yang beliau simpan di rumahku juga tak jauh berisi foto-foto wanita juga. :D

Tahukah kalian?? Saat masih muda, beliau mempunyai banyak mantan pacar *katanya. Aku baru tau, nama kelima anaknya yang perempuan adalah nama dari semua mantan pacarnya. :D




Dua minggu sebelum beliau dipanggil. Aku sempat menjenguknya. Kuruusss sekali. Aku dan sepupu-sepupuku pun menangis, karena tidak tega melihatnya. Dia sudah lupa hari, lupa tanggal, pikun intinya. Tak kuasa aku menatap matanya. Karena setiap menatap matanya yang bercahaya, air mataku jatuh. Waktu itu, beliau mengajak ku mengambil pensiun. Namun, hari itu kan hari minggu, tanggal 20 November 2011. Otomatis akupun menolak karena meskipun berangkat, bank tutup. Beliaupun berteriak, katanya punya anak 11, cucu banyak, tidak ada satupun yang mau mengantar beliau. "Mending doakan saja, biar saya mati.. !!"

Suasana pun hening, tapi dasar pamanku malah menjawab, "Kalo mau didoakan harus ulang tahun dulu.". Hump, ada sedihnya, tapi pengen ketawa juga.

Seminggu pun berlalu. Entah ada angin apa, saat aku pergi ke kampus pengen banget pake baju item sama kerudung item. Senin, selasa, rabu, kostum ke kampus pake item-item. Pas hari rabu, sore itu hujan deras. Aku yang hendak pulangpun terpaksa ditunda dan saat itu juga aku menerima telpon dari sepupuku sambil menangis. Katanya, kakek sudah tidak bisa apa-apa lagi. Badannya lebih kurus. Katanya juga, saat itu kakek sedang diobati untuk menghilangkan "gagaduhanna" yang tak bisa aku jelaskan karena aku sendiri pun tak mengerti. Badannya kejang, matanya melotot. Sesekali beliau menghempaskan tangannya, seperti sedang melawan sesuatu dan berusaha untuk mengelak. Di tempat kontrakannya yang sempit, tentu sangat sulit jika anak-anaknya berkumpul. Lalu, akhirnya kakek dibawa ke rumah Ua. Menurutku, sama sempitnya.

Aku tidak memutuskan untuk menjenguk kakek saat itu. Karena lokasinya yang jauh, dan saat itu hujan deras plus langit sangat gelap sangat tidak memungkinkan untuk pergi. Aku dan sepupu-sepupuku berniatn untuk pergi esoknya. Waktu tidak dapat dihentikan, Kakek pun meninggalkan kami. Sekitar jam 22 malam, beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

Aku datang pagi-pagi sekali ke rumah Ua-ku. Seketika aku menangis melihat badannya yang sudah kaku dengan diselimuti kain kafan dan ditutup menggunakan samping. Sejenak aku berhenti menangis. Dan aku pun tak berhenti menangis ketika aku mengiringi jenazahnya yang dibawa oleh mobil ambulans menuju tempat pemakaman.

Kini, beliau telah tiada. Beliau meninggal di usia 88 tahun.  Kami hanya bisa mendoakan, semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT. Amin..

1 komentar:

  1. Selamat JAlan Bapa..
    Cuma bisa mendoakan..
    Semoga tenang di sana..

    BalasHapus

Komentar dan saran Anda sangat berarti.. :)