Senin, 19 Maret 2012

THE ELEMENTS OF JOURNALISM

BILL KOVACH & TOM ROSENTIEL
1.         Kewajiban utama jurnalisme adalah pada kebenaran
Kewajiban para jurnalis adalah menyampaikan kebenaran kepada publik. Informasi yang disampaikan pada khalayak adalainformasi berupa fakta yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Selain itu, tingkat akurasi beritanya harus tinggi. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara jurnalis dan audiens.

Contoh:
Kasus video porno antara Ariel, Luna Maya dan Cut Tari.
Ketika video itu beredar di dunia maya, semua media gencar membicarakan dan berlomba lomba mencari kebenarannya, pada saat itu semua wartawan ingin tahu yang sebenarnya. Mereka pun mencari tahu dengan mendatangi ariel, luna dan cut tari, akan tetapi mereka Semua tidak mengakuinya, hingga akhirnya kasus ini di tindak lanjuti oleh pihak yang berwajib. Sebelum kasus ini terungkap, polisi mencari bukti bukti yang akurat, mulai dari pengecekan fisik sampai ke saksi. Ketika kasus ini masih simpang siur harusnya sebagai wartawan yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, tidak akan asal berbicara, dan tidak melebihi ataupun mengurangi data fakta yang ada, karena tidak semua wartawan menjunjung tinggi kebenaran.
Pada saat wartawan menyebarkan beritanya ke media, otomatis semua orang pasti akan tahu, pada saat itu ketika wartawan berbicara tidak sesuai fakta yang ada, hal ini tentu saja akan merugikan banyak pihak, terutama pihak yang terlibat.

2.         Loyalitas utama jurnalisme adalah kepada warga Negara
Para jurnalis mengumpulkan berita untuk kepentingan masyarakat. Maka dari itu, kesetiaan pertama yang ditujukan oleh jurnalis adalah kepada masyarakat (citizens).

Contoh :
Kasus Prita yang berseteru dengan pihak rumah sakit karena keluhannya pada pihak rumah sakit di media online. Pihak rumah sakit omni terus mendesak Prita. Disini jurnalis berpihak pada Prita karena Prita adalah bagian dari masyarakat yang berarti tujuan loyalitas dari jurnalis. Tapi bukannya seorang jurnalis tidak boleh memihak pada siapapun? Jurnalis punya hati nurani yang nanti akan dibahas lebih lanjut pada elemen ke-8, sehingga jurnalis berhak membela orang yang benar.

3.         Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Element ini menunjukan bahwa, seorang wartawan selalu mencek ulang fakta yang ditemukan nya, mereka tidak akan lantas percaya dengan satu bukti atau fakta mengenai berita yang sedang dikejarnya. Inilah yang membedakan antara jurnalisme dan hiburan (entertain), propaganda dsb.
Hiburan atau infotainment biasanya lebih memfokuskan berita pada apa yang lebih menarik perhatian, mereka biasanya tidak memperdulikan fakta yang terjadi sebenarnya, berbanding terbalik dengan jurnalistik, mereka memerlukan verifikasi akan fakta-fakta serta bukti yang mereka dapat, demi keakuratan berita yang mereka liput.
Contoh kasus :
Berita mengenai perempuan tua yang di hipnotis di kota bandung, yang di muat di Koran pikiran rakyat edisi 7 maret 2012, menyebutkan bahwa wanita tersebut kehilangan uang Rp. 60 juta setelah bertemu dengan dua wanita dan mengobrol dengan mereka.
Dari kasus tersebut, tentunya wartawan tidak lantas mempercayainya, tidak mungkin dalam sekejap seorang wanita kehilangan uangnya, tetapi mereka mengecek ulang, mencari bukti, bukan hanya mewawancarai korban tetapi juga mencari info dari sumber-sumber lain,seperti kepada polisi setempat dan staf BRI cabang setempat, dimana wanita tua tersebut menyimpan dan akhirnya kehilangan uang tersebut.
Melihat kasus tersebut dan keterkaitanya dengan elemen bahwa seorang jurnalis selalu memverifikasi informasi apa yang mereka dapat, sangat tepat, karena apabila elemen tersebut tidak dijalankan, bagaimana nasib masyarakat yang membaca atau melihat berita tersebut, bila ternyata berita tersebut hanya hoax semata.
4.         Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya
Jurnalis tidak boleh berpihak pada satu kelompok tertentu. Karena jurnalis mempunyai kepentingan di berbagai pihak. Karena jika terjadi, jurnalis tidak akan dipercaya lagi oleh sebagian masyarakat.
Contoh :
Ketika kota Sidoarjo dibanjiri lumpur lapindo. Pihak jurnalis TVOne tidak meliputnya sebagai Lumpur Lapindo, tetapi menjadi Lumpur Sidoarjo. Kenapa? Karena Lumpur Lapindo adalah perusahaan yang dikelola oleh Bang Ical, yaitu orang yang mengelola TVOne juga. Sehingga, disini seharusnya sebagai jurnalis tidak memihak pada satu kelompok tertentu. Sebagai jurnalis harus menjunjung tinggi independensi obyek liputannya.

5.         Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau dari kekuasaan
Sebagai seorang jurnalis, tentunya mampu menjadi pemantau dari kekuasaan-kekuasaan yang ada di negara. Karena kekuasaan negara adalah amanat dari masyarakat kepada petinggi-petinggi yang memegang jabatan khusus yang mampu melayani kepentingan masyarakat. Sehingga, jurnalis berhak mengontrol dan mengawasi kekuasaan. Seperti halnya fungsi pers.

Contoh :
Maraknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah kasus suap wisma atlet yang menimpa Angelina Sondakh. Sebagai anggota DPR yang kabarnya menerima suap dari rekannya Nazaruddin. Itu adalah suatu peristiwa yang tidak diketahui masyarakat, namun terbongkar karena jasa para jurnalis yang memberi informasi kepada khalayak. Kasus tersebut menguntungkan bagi parpol lain untuk merebut kekuasaan atau “kursi” pada pemilu yang akan datang.

6.         Jurnalisme harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan kompromi.
Elemen jurnalisme yang ke-enam ini makisudnya adalah harus adanya feeback atau timbal balik dari publik terhadapa jurnalis yang sudah melayani publik dengan informasi-informasi  dan fasilitas yang diberikan yang diberitakan. Maka dari itu jurnalis harus memfasilitasi publik untuk mengeluarkan pendapat dan kritikan, baik tentang kasus kasus yang sedang diberitakan maupun tentang kinerja jurnalisme itu sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat publik merasa puas dan keinginannya terpenuhi setidaknya mereka telah mengeluarkan suaranya agar dilihat didengarkan oleh pihak yang dikritik. Forum kritik ini dimuat didalam media yang akibatnya semua orang tau apa yang sedang diperdebatkan. Contoh penerapan elemen ini dalam kehidupan nyata adalah surat kabar “Tribun Jabar” memuat forum publik yang isinya adalah kritik dan saran terhadap pemerintah dan pengaduan mereka terhadap masalah yang sedang dihadapi di lingkungan tempat tinggalnya. Publik cukup mengirimkan SMS kepada pihak redaksi lalu isi pesan akan dimuat di edisi selanjutnya.contoh berikutnya adalah di media televii yaitu stasiun TVOne dan MetroTV keduanya merupakan stasiun TV yang kuat akan informasi yang diberikan pada publik baik dari segi ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Di stasiun TVOne, terdapat satu acara yang isinya tentang perdebatan para tokoh dan wakil masyarakat terhadap suatu masalah di negara ini. Misalnya waktu itu mereka memperdebatkan tentang kasus korupsi di Indonesia yang semakin meningkat. Merka memberi pendapat, saran dan kritiknya agar didengar oleh para politikus dan tokoh-tokoh negara. Selanjutnya di stasiun MetroTV yang menyediakan berbagai opsi kasus dan publik bisa memberi kritik melalui telepon interaktif. Pendapat dan kritik mereka akan di sambungkan kepada presenter berita itu. Bukan jurnalisme namanya jika tidak menyediakan faslitas kepada publik untuk menyampaikan sesuatu yang harus diperbaiki di negara ini.

7.         Jurnalisme harus berusaha membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan
Para jurnalis harus mempunyai banyak kemampuan untuk memenuhi elemen ini. Jurnalisme sering dikaitkan dengan berita berita yang membosankan dan membuat ngantuk bagi si pembaca dan penontonya. Tetapi itu semua bisa dicegah dengan cara mengemas berita yang asalnya tidak menarik menjadi menarik namun tetap relevan. Dengan menyelipkan cerita cerita diawal merupakan salah satu cara jitu agar informasi yang disampaikan menarik minta publik. Jurnalis juga harus tahu kapan naik dan kapan turunnya emosi penikmat berita. Dan juga harus bisa mengelompokan narasi berita dari yang serius sampai yang kurang serius. Tujuan berita dikemas sedemikian menarik yaitu agar penikmat berita bisa lebih memahami apa yang disampaikan oleh jurnalis melalui media. Tetapi tentu tidaklah mudah bagi jurnalis untuk membuat itu semua. Tantangannya adalah berita yang menarik mendekati kepada infotainment dan sensasi. Contoh yang mewakili elemen ini adalah berita tentang kuliner, berita tersebut dikemas sedemikian rupa secara menarik tetapi tidak meninggalkan inti dari informasi yang disampaikan kepada publik.

8.         Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional
Jurnalisme adalah kartografi modern, ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk mengambil keputusan tentang kehidupan mereka sendiri, bergantung pada kelengkapan proporsionalitas.
Dalam hal ini proporsi dan komprehensivitas adalah kunci akurasi, namun juga berita yang hanya berisi hal serius dan penting, tanpa sesuatu yang ringan sama-sama tak seimbang. Elemen tersebut sebenarnya lebih ditujukan pada sebuah media, bukan hanya sebuah berita.
Contoh :
Majalah-majalah, atau Koran-koran yang beredar di masyarakat, biasanya tidak hanya memuat berita yang berat atau tidak manusiawi, biasanya diselingi dengan kisah-kisah insfiratif atau iklan-iklan, begitupun  dengan media televisi dan media online.
9.         Jurnalis memiliki kewajiban mengikuti hati nurani
Jurnalisme adalah masalah karakter, setiap wartawan memiliki etika dan tanggung jawab moral, terlebih lagi mereka memiliki kewajiban untuk menyuarakan sekuat-kuatnya hati nurani mereka dan membiarkan yang lain melakukan hal yang sama. namun tetap saja budaya kejujuran adalah yang paling utama, setinggi apapun nurani seorang wartawan terhadap seorang tersangka, bila ia salah maka tetap saja beritanya akan salah,
Banyak wartawan yang ditawari berbagai kemewahan agar tidak memberitakan apa yang diketahuinya, namun kembali lagi kepada elemen tersebut bahwa wartawan memiliki nurani yang yang wajib diikuti, dan mereka tahu bahwa yang benar adalah tidak menerima semua tawaran tersebut.
Contoh :
Pemberitaan penyelewengan keungan Negara, kasus-kasus korupsi, setidaknya banyak wartawan yang mungkin saja di panggil oleh pejabat-pejabat petinggi Negara yang merasa tertekan dengan pemberitaan tersebujt, kemudian, memanggil wartawan untuk menghentikan pemberitaan, dengan mengiming-imingi sejumlah uang, atau kemewahaan, tapi wartawan yang jujur tentu saja menolak,tapi zaman sekarang banyak pula wartawan yang mencoba mencari-cari kesalahan masyarakat, atau wartawan lalu dengan enteng meminta uang jika tidak diberi mereka mengancam akan memberitakan masalah tersebut.
Inilah kesalahan, sebagian wartawan masih menggunakan hati nuraninya, namun sebagian lagi tidak, permasalahnya adalah, masyarakat selalu membutuhkan pertolongan kemudian ketika pemeritah membodohi masyarakat, hokum diselewengkan, lalu wartawan pun kini banyak yang menutup hati nuraninya, lalu kepada siapa lagi masyarakat harus percaya.
Setidaknya, jika semua wartawan masih menggunakan elemen ke-9 ini, tentunya, masih ada yang perduli pada Negara dan masyarakat, selain itu bukankah wartawan pun bagian dari kami, dari masyarakat.

10.      Warga juga memiliki tanggung jawab yang terkait dengan berita
Seiring dengan perkembangan informasi yang demikian pesat, maka lahirlah berbagai media online, sehingga warga pun dapat menjadi pembuat informasi, bukan hanya penikmat informasi.
Munculnya media online, seperti blog, journilsm citizen, dan lain-lain, dapat membuat warga/masyarakat terjun langsung mengirimkan berita/informasi meskiun warga tersebuit bukanlah seorang juranlistik.

Daftar Referensi
http//satrioarismunandar6.blogspot.com/2009/05/sembilan-elemen-jirnalisme-plus-elemen.html
http://twsudibyo.posterous.com/sembilan-elemen-jurnalistik
http://b00kmark.wordpress.com/2011/05/03/sembilan-elemen-jurnalisme-plus-elemen-ke-10-bill-kovach-tom-rosenstiel/
http://monitoringmedia.wordpress.com/jurnalisme/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan saran Anda sangat berarti.. :)