1.
Pengertian
Humas (Public Relation)
a.
Webster’s News World Dictionary
Webster’s
News World Dictionary mendefinisikan humas sebagai “ Hubungan dengan masyarakat
luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi-fungsi korperasi,
organisasi, dan sebagainya yang berhubungan denagn usaha untuk menciptakan
opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri.”
b.
Public Relations News
Public
Relations News mendefinisikan humas sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi
sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
prosedur-prosedur individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan
publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan
penerimaan publik.
c.
Definisi berikutnya menyatakan bahwa humas adalah
suatu filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta
pelaksanaannya, yang melalui interpretasi yang peka mengenai
peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya,
berusaha untuk memperoleh saling pengertian dan itikad baik.
2.
Sejarah
Perkembangan Public Relations
Dalam sejarahnya istilah Public
Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang
dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi
kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya
ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa
dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada
masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah
landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar
etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku
primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara
pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis,
totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan
supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat
metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno,
ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno
mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan
dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan
perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas
ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan
dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki
perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi
perkembangan organisasinya
Gambaran
kronologis PRs di dunia
Abad ke-19
|
PR di Amerika dan Eropa
merupakan program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
|
1865-1900
|
Publik masih dianggap bodoh.
|
1900-1918
|
Publik diberi informasi dan
dilayani.
|
1918-1945
|
Publik diberi pendidikan dan
dihargai.
|
1925
|
Di New York, PR sebagai
pendidikan tinggi resmi.
|
1928
|
Di Belanda memasuki pendidikan
tinggi dan minimal di fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping
itu, banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu.
|
1945-1968
|
Publik mulai terbuka dan banyak
mengetahui.
|
1968
|
Di Belanda mengalami
perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan
kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
|
1968-1979
|
Publik dikembangkan di berbagai
bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja.
|
1979-1990
|
Profesional/internasional
memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas.
|
1990-sekarang
|
-
perubahan
mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola
perilaku secara nasioal/internasional.
-
membangun
kerjasama secara lokal, nasional, internasional.
-
saling
belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, iptek, sesuai dengan
kebutuhan era global/informasi.
|
Ivy Ledbetter karena
jasanya yang mampu menanggulangi krisis industri batu bara di Amerika telah
dinobatkan sebagai “bapak public relations”. Berkat jasanya itu pula lah konsep
public relations modern menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika dan akhirnya
sampai ke Indonesia.
Sekitar setengah abad
setelah keberhasilan Ledbetter, babak pertama public relations di Indonesia
dimulai. Diawali dengan dibentuknya divisi Hubungan Pemerintah dan Masyarakat
(HUPMA) di salah satu institusi pemerintah: Pertamina, pada tahun 1950. Pada
saat itu divisi kehumasan ini berfungsi untuk menghubungkan klien, relasi,
masyarakat, perusahaan swasta, perusahaan negara, maupun perusahaan asing.
Empat tahun kemudian
masyarakat Indonesia dikenalkan dengan divisi baru di lembaga kepolisian yang
diberi nama divisi HUMAS. Divisi ini yang akan melakukan kontak intensif dengan
masyarakat sekaligus sebagai penyambung lidah bagi kelembagaan ini.
Dan kemudian dua
institusi awal ini lah yang kemudian menginspirasi institusi-institusi lain
agar membentuk divisi yang sama. Pada tahun 1970 public relations sudah
memiliki tempat di banyak jajaran kelembagaan di Indonesia.
Lembaga pemerintahan
Indonesia lainnya pun tidak ketinggalan ingin mencoba manfaat adanya public
relations. Maka pada tahun 1962, masa presidium kabinet Perdana Menteri
Indonesia ke sepuluh Juanda Kartawijaya, setiap instansi diinstruksikan agar
membentuk divisi humas.
Tahun 1972 hingga 1993
disebut sebagai periode kehumasan dalam lembaga swasta umum. Dikatakan demikian
karena rentang tahun ini swasta mulai giat untuk membentuk dan menggunakan jasa
public relations. Buktinya pada tanggal 15 Desember 1972 didirikan Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) sebagai rumah para profesional HUMAS
di instansi swasta maupun pemerintah.
Di akhir tahun 1993
diadakan konvensi nasional humas di Bandung. Konvensi ini sangat bersejarah dan
memberikan konstribusi terhadap dunia public relations di Indonesia karena
berhasil melahirkan Kode Etik Kehumasan Indonesia(KEKI).
Selain itu di Jakarta
juga terbentuk Asosiasi Perusahan Public Relations Indonesia (APPRI). Asosiasi
ini merupakan wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan-perusahaan public
relations yang bersifat indpenden (konsiltan jasa kehumasan).
Dan terakhir perkembangan
paling mutakhir di Indonesia sebenarnya dimulai sejak 15 tahun yang lalu. Sejak
tahun tersebut hingga sekarang, public relations disebut berada dalam periode
swasta bidang profesional khusus. Yang dimaksud khusus adalah spesialisasi
public relations/humas bidang industri pelayanan.
Dimulai pada tanggal 27
November 1995 dengan dibentuknya HHHB (Himpunan Humas Hotel Berbintang) yang
fokus mengurusi masalah public relations yag berhubungan dengan jasa perhotelan.
Himpunan ini berhubungan erat dengan perhimpunan hotel dan restoran Indonesia.
Lalu berturut-turut
terbentuk Forum Komunikasi antar Humas Perbankan (Forkamas) oleh gubernur BI
Soedradjad Djiwandono, dan PRSI (Pulic Relations Society of Indonesia) di
Jakarta. Yang terakhir ini sedikit mirip dengan PRSA America yang berurusan
untuk mengakreditasi badan penyedia layanan public relations.
Sumber: http://rumakom.wordpress.com/2007/10/05/sejarah-dan-perkembangan-public-relations/
http://id.wikipedia.org/wiki/Djoeanda_Kartawidjaja
http://www.teguhsantoso.com/
hae non..salam kenal..follow sukses ..followback blogku ya..makasih
BalasHapusSalam kenal juga.. Following mas.. :D
Hapus