Jumat, 28 Desember 2012

Social Exchange Theory


1.        Teori Social Exchange
Teori social exchange adalah sebuah teori yang mengemukakan bahwa kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat mempengaruhi kontribusi orang lain. Tokoh dari teori ini adalah Thibault dan Kelley. Mereka mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain dengan mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan upaya yang telah dilakukan, orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam hubungan tersebut atau pergi meninggalkannya. Di dalam teori ini terdapat istilah Comparison Levels yaitu, ukuran bagi keseimbangan pertukaran antara untung dan rugi dalam hubungan dengan orang lain. Teori ini sama halnya dengan transaksi dalam berdagang, di mana ada untung dan rugi.

2.        Asumsi Dasar Teori Social Exchange
Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. “Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini”.

a.       Ganjaran
Setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran bisa berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai-nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan orang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lainnya.

b.      Biaya
Biaya adalah akibat yang dinilai negative yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri serta kondisi-kondisi dapat lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biayapun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.

c.       Hasil atau Laba
Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Jika seseorang dalam suatu hubungan tidak mendapatkan keuntungan maka ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.

d.      Tingkat Perbandingan
Tingkat perbandingan ini menunjukan ukuran baku yang dipakai sebagai kriteriam dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatife hubungan lain yang terbuka baginya.
Asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diinginkannya. Tentunya kepentingan masing-masing orang akan dapat dipertemukan untuk dapat saling memuaskan daripada mengarah kepada hubungan yang eksploitatif. Hubungan yang ideal akan terjadi bila kedua belah pihak dapat saling memberikan keuntungan sehingga hubungan tersebut menajdi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua belah pihak.
           
            Contoh :
            Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti mengenal hubungan pertemanan atau juga persahabatan. Ini juga merupakan salah satu contoh dari hubungan antar pribadi. Apabila hubungan ini mengacun pada teori perspektif pertukaran (social exchange) ada dua kemungkinan yang dapat diprediksi yaitu melanjutkan hubungan tersebut atau menghentikan atau memutuskan hubungan tersebut. Dikatakan A dan B menjalin hubungan persahabatan. Jika A memberikan ganjaran yang positif maka hubungan mereka akan berlanjut. Ganjaran tersebut misalnya sering membantu dalam mengerjakan tugas. Selalu memberikan dukungan kepada si B agar dia tidak mudah berputus asa. Memberikan solusi ketika si B curhat atau sedang terkena masalah dengn pacarnya dan ganjaran positif yang lainnya.
            Akan tetapi, jika A memberikan sebuah kerugian terhadap si B maka kemungkinan besar mereka akan memutuskan tali persahabatan tersebut menjadi berada di dalam tahap saling mengenal saja, atau bahkan tidak mengenal sama sekali. Kerugian tersebut misalnya si A atupun si B sering kali saling menyalahkan apabila ada masalah yang menyangkut dengan keduanya. Si A suka menyuruh si B untuk melakukan yang hal yang tidak diinginkan oleh si B sehingga terjadi paksaan dan kerugian-kerugian yang lainnya. Jika teori ini diterapkan pada hubungan rekan kerja, hal yang sama juga berlaku pada hubungan ini.

Daftar Referensi :
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT Citra Ditya Bakti.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

2 komentar:

Komentar dan saran Anda sangat berarti.. :)