1.
Teori
Social Exchange
Teori
social exchange adalah sebuah teori yang mengemukakan bahwa kontribusi
seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat mempengaruhi
kontribusi orang lain. Tokoh dari teori ini adalah Thibault dan Kelley. Mereka
mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain dengan
mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan
upaya yang telah dilakukan, orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam
hubungan tersebut atau pergi meninggalkannya. Di dalam teori ini terdapat
istilah Comparison Levels yaitu, ukuran bagi keseimbangan pertukaran antara
untung dan rugi dalam hubungan dengan orang lain. Teori ini sama halnya dengan
transaksi dalam berdagang, di mana ada untung dan rugi.
2.
Asumsi
Dasar Teori Social Exchange
Asumsi
dasar teori ini adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan
tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan
ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. “Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat
perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini”.
a. Ganjaran
Setiap akibat yang
dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran bisa
berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai-nilai yang
dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan orang
lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lainnya.
b. Biaya
Biaya adalah akibat
yang dinilai negative yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya dapat berupa
waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri serta
kondisi-kondisi dapat lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan atau dapat
menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biayapun
berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
c. Hasil
atau Laba
Hasil atau laba adalah
ganjaran dikurangi biaya. Jika seseorang dalam suatu hubungan tidak mendapatkan
keuntungan maka ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.
d. Tingkat
Perbandingan
Tingkat perbandingan ini menunjukan
ukuran baku yang dipakai sebagai kriteriam dalam menilai hubungan individu pada
waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu
atau alternatife hubungan lain yang terbuka baginya.
Asumsi tentang perhitungan antara
ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa orang selalu berusaha untuk
saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan
hubungan yang dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diinginkannya. Tentunya
kepentingan masing-masing orang akan dapat dipertemukan untuk dapat saling
memuaskan daripada mengarah kepada hubungan yang eksploitatif. Hubungan yang
ideal akan terjadi bila kedua belah pihak dapat saling memberikan keuntungan
sehingga hubungan tersebut menajdi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan
kedua belah pihak.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari kita
pasti mengenal hubungan pertemanan atau juga persahabatan. Ini juga merupakan
salah satu contoh dari hubungan antar pribadi. Apabila hubungan ini mengacun
pada teori perspektif pertukaran (social exchange) ada dua kemungkinan yang
dapat diprediksi yaitu melanjutkan hubungan tersebut atau menghentikan atau
memutuskan hubungan tersebut. Dikatakan A dan B menjalin hubungan persahabatan.
Jika A memberikan ganjaran yang positif maka hubungan mereka akan berlanjut.
Ganjaran tersebut misalnya sering membantu dalam mengerjakan tugas. Selalu
memberikan dukungan kepada si B agar dia tidak mudah berputus asa. Memberikan
solusi ketika si B curhat atau sedang terkena masalah dengn pacarnya dan
ganjaran positif yang lainnya.
Akan tetapi, jika A memberikan sebuah
kerugian terhadap si B maka kemungkinan besar mereka akan memutuskan tali
persahabatan tersebut menjadi berada di dalam tahap saling mengenal saja, atau
bahkan tidak mengenal sama sekali. Kerugian tersebut misalnya si A atupun si B
sering kali saling menyalahkan apabila ada masalah yang menyangkut dengan
keduanya. Si A suka menyuruh si B untuk melakukan yang hal yang tidak
diinginkan oleh si B sehingga terjadi paksaan dan kerugian-kerugian yang
lainnya. Jika teori ini diterapkan pada hubungan rekan kerja, hal yang sama
juga berlaku pada hubungan ini.
Daftar Referensi :
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi
Antarpribadi. Bandung: PT Citra Ditya Bakti.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi
Komunikasi. Jakarta: Kencana.
